Rabu, 17 November 2010

Time To Say Goodbye

Seperti judulnya, kami memang sedang menanti saat itu.
Bukan perpisahan selamanya,tetapi hanya untuk waktu tertentu karena Ray akan pergi merantau ke negri orang selama kurang lebih satu tahun sebagai internee (seperti magang).
Sulit sekali rasanya untuk pisah. Setiap hari bersama, menghabiskan waktu berdua, makan berdua.
Berpisah saat kami pulang ke rumah masing-masing saja sudah sangat menyebalkan dan membuat mata ini meneteskan air. Apalagi untuk jangka waktu satu tahun dengan jarak yang begitu jauh?
Sayangnya, sebelum Ray pergi ke negri itu, dia juga harus pulang ke Pringsewu sembari menunggu permitt dari embassy keluar. Jadi, tinggal 18 hari lagi kami bersama dalam arti yang kami tahu. Selama 18 hari ini pun belum tentu Sarinah bisa benar-benar bersama Ray karena ada kegiatan kepanitiaan.
Di semester ini, sulit sekali bagi kami untuk punya waktu private berdua.
Semoga, kami bisa mengatasi ketakutan dan kerinduan kami.
Dan juga, semoga surat permitt Ray cepat keluar.
:)

Love, love, love.

Rabu, 02 Juni 2010

Masakan Kita Part VI

Telur Obrak-Abrik RaSa Isi Pangsit

Wow, yang ini sangatlah repot membuat di tahap awalnya.

Uleg daging ayam, daging ikan, dan daging sapi masing-masing 75 g (kalau nggak mau repot beli yang udah fillet terus di-blender), campur dengan garam, gula, merica, ketumbar, vetsin jamur, minyak bawang, maizena, putih telur, dan air jahe. Pastikan semua tercampur rata! Lalu dibentuk seperti bulatan bakso, lantas dimasukkan ke air kaldu mendidih yang sudah dibuat sebelumnya. Angkat gumpalan isi pangsit yang sudah mengapung (tanda sudah matang). Kemudian potong kecil-kecil, lalu siapkan wajan penggorengan, panaskan minyak, atau margarin atau mentega, kemudian kocok telur, campur dengan isi pangsit yang sudah dipotong dan masak sambil diobrak-abrik alias diorak-arik.

Catatan : Kerugian membeli fillet, kita tidak dapat memanfaatkan tulang ayam, tulang ikan dan tulang sapi untuk membuat kaldu sehingga harus membeli kaldu siap saji.

Selamat mencoba, telur ini SANGAT ENAK!

Masakan Kita Part V


Sambal Terong RaSa Bakso Pedas

Kembali ke Dapur RaSa (RAymund & SArinah), ini adalah masakan sayur kita yang kebetulan kita gemari, atas wejangan Bundanya Ray, dibuatlah sambal terong ini.

Cara membuatnya cukup mudah, siapkan Terong Ungu 1 buah dan Terong Lalap 2 buah, potong serong ukuran kecil supaya bumbu cepat meresap dan supaya cepat matang, lalu masukkan ke dalam kuali yang sudah diberi bumbu halus, terdiri dari irisan bawang bombay, irisan bawang putih dan irisan bawang merah, garam, gula vetsin jamur, minyak bawang, penyedap rasa sapi, maizena, kecap manis, dan saus sambal yang dihaluskan dengan blender atau di-uleg (semuanya sesuai selera alias serba secukupnya) yang ditumis dengan margarin. Setelah agak terong agak layu, tambahkan potongan cabe merah dan cabe hijau serta irisan bakso. Kemudian setelah matang, taburi dengan bawang goreng.

Hm, dijamin LEZAT bukan kepalang.

Senin, 24 Mei 2010

masakan kita part IV

Ini adalah masakan ala chinese kreasi kita berdua, dibuat dari kaki babi dan jamur hioko. hm, sangatlah lezat! membuatnya cukup mudah, tumis bawang bombay dengan minyak bawang, lalu campur dengan gula, penyedap rasa dari jamur, garam, kecap, saus sambal secukupnya. setelah itu tambahkan air matang dua gelas lalu campur kaki babi dan jamur hioko. dan jadilah masakan yang enak untuk disnatap hangat dan berduaan dengan pacar tercinta. hahaha.

Sabtu, 15 Mei 2010

Babi Kuah RaSa Sayang


Ini Masakan Kita Ketiga, hm yummy! Ceritanya, saat sarinah pulang lagi ke bogor, dia bawa banyak makanan kaleng. Bingung deh masaknya. Ya udah, kita bermodal nekat. Akhirnya jadilah seperti foto di atas. Di luar dugaan, rasanya SANGAT ENAK!!! Berikut adalah cara kita membuat masakan ini. Hm, sebenarnya untuk 10 porsi, tapi berhubung kita suka makan, rasa-rasanya sekali lahap deh. Hahahahaha!


Bahan :
1 kaleng daging Babi Ma Ling atau apapun, yang penting daging potong dadu.
1 Bumbu Mie Goreng Instan (merek apapun)
1 Kaldu Rasa Sapi
1 sdt minyak bawang
setengah sdt garam
1 sdt gula
1 sdt penyedap asal jamur
3 sdt kecap manis
1 sdt saus cabai
1 siung bawang bombai
2 siung bawang putih
3 buah cabai merah
1 sachet margarin untuk menumis
Air siap minum 750 ml

Cara Membuat :
Potong tipis Bawang Bombai, Cabai, Bawang Putih, lalu
Tumis bersama Bumbu Mie Goreng Instan, Gula, Minyak Bawang, Garam, dan Penyedap asal Jamur.
Setelah harum, tambahkan air. tunggu hingga mendidih.
Masukkan kaldu sapi, kecap, dan saus serta potongan daging.
Masak hingga air tinggal separuh.
Angkat, dan siap disajikan.

Minggu, 09 Mei 2010

Beato Pelindung Hari Jadi Hubungan Kita


Beato Joseph Freinademetz, Imam (Wah, akhirnya kita berdua menemukan pelindung hari jadi hubungan, jadi ingat watu ray nembak nana di depan asrama putri, ipb. xixixixi)

Berikut adalah biografi singkat pelindung kita berdua,
Freinademetz lahir pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen. Semenjak kecil, ia bercita cita menjadi iman. Kedua orangtuanya merestui cita citanya yang luhur itu. Maka ia masuk seminari untuk mengikuti pendidikan imamat. Ia berhasil meraih cita cita tatkala ia di tabhiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.
Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakannya Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah. Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan imam imam misionaris. Freinademetz yang memiliki semangat misioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini. Dia sendiri bercita cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok. Untuk itu ia mempelajari bahasa Tiong Hoa dan adat istiadat Cina.

Cita citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer. Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong. Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka. Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung. Disana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat. Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan kebiasaan umat di Shantung. Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umatnya baik yang dewasa maupun anak anak. Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis. Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati hati terhadap segala bahaya. Tetapi ia tidak gentar sedikitpun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketika dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam. Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil. Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkhotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka. Akhirnya dia dilepaskan kembali dan biarkan menjalankan tugasnya seperti biasa. Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya. Disana ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan khotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilannya, ia diminta untuk menjadi Uskup. Tetapi hal ini ditolaknya. Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena penyakit Typus.

Wah, kita bangga nih dengan beliau, semoga beliau dapat menjadi teladan kita. Ya Beato, doakanlah kami semoga langgeng dan dapat ke jenjang berikutnya. Amin.

(sumber : http://www.ekaristi.org/doa/sejarah2.php?subaction=showfull&id=1147706732&archive=1147757196&start_from=&ucat=8&)

Gereja Keluarga Kudus

Wah, kita berdua tadi ke Gereja Keluarga Kudus di Cibinong for the first time dengan mengorbankan kulit sebagai tumbal sehingga menjadi hitam-kelam gelap-gulita, di luar dugaan ternyata gereja ini jauhnya naujubilla dari darmaga euy. dan panasnya bukan main!!! tapi kalau ngga gini, ya nggak tahu gereja cibinong. sebuah pengalaman tak terlupakan.

 
Copyright 2009 Wonderful Life. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Bought to you by Free Blogger Template Place | Wordpress by Wpthemesfree